Selanjutnya, majulah pemuda ahli ibadah kehadapan tabib tersebut, lalu berkata: "Wahai tabib, apakah engkau mempunyai ramuan obat yang dapat membersihkan dosa dan penyakit hati?"
Tabib itu berkata: "Punya".
Pemuda itu berkata lagi: "Tolong berilah aku obat tersebut".
Tabib menjawab: "Ambillah sepuluh resep dariku berikut ini:
- Ambillah akar pohon kefakiran dan akar pohon ketawadhu'an.
- Masukkan akar tobat kedalamnya.
- Masukan ketiga unsur itu kedalam lesung ridha.
- Tumbuk sampai halus dengan alu Qona'ah.
- Masukkan semua itu kedalam panci Taqwa.
- Tuangkan air malu kedalamnya.
- Didihkan semua itu dengan api mahabbah.
- Selanjutnya, tuangkan semua itu kedalam mangkuk syukur.
- Dinginkan apa yang ada dalam mangkuk syukur tersebut dengan kipas raja'.
- Minumlah semua itu dengan sendok pujian.
Jika engkau dapat melaksanakannya, maka semua itu akan menyelamatkan dirimu dari berbagai jenis penyakit dan musibah di dunia dan di akhirat".
Keterangan:
Kefakiran dan ketawadhu'an diibaratkan dengan sebuah pohon, sebab keduanya merupakan sesuatu yang tinggi (nilainya disisi Allah SWT). Adapun akar berfungsi sebagai faktor hidupnya sebuah pohon. Maknanya adalah carilah faktor-faktor yang bisa menjadikan seseorang mampu menerima kefakiran secara ridha dan mampu bersikap tawadhu', sebab keduanya amatlah tinggi nilainya disisi Allah SWT.
Ibnu Atha' berkata: "Tawadhu' (rendah hati) akan menjadikan seseorang mudah menerima kebenaran".
Ibnu Abbas ra. berkata: "Termasuk kategori tawadhu adalah seseorang mau minum dari sisa air minum sudaranya"
Al-Qusyairi berkata: "Kefakiran adalah simbolnya auliya' (para wali), permatanya ashfiya' (orang-orang yang berhati bersih), dan merupakan sesuatu yang Allah SWT pilihkan untuk hamba-hamba pilihan-Ny dari atqiya' (mereka yang bertaqwa) dan anbiya' (para nabi).
Abu 'Abdullah Al-Qurasyi berkata: "Hakikat mahabbah (rasa cinta) adalah memberikan semua yang engkau miliki kepada phak yang engkau cintai hingga tidak tersisa sedikitpun".
Raja' (penuh harap) adalah merasa senang denganadanya karunia Allah SWT. Ada pula yang mengatakanbahwa raja' adalah meyakini luasnya rahmat Allah SWT.
Diambil dari kitab "Nashaihul Ibad" karangan Muhammad Nawawi bin 'Umar Al-Jawi (Muhammad Nawawi Al-Bantani)
Mudah-mudahan tulisan diatas bisa mendatangkan Setetes Hidayah bagi kita semua. Aamiin.
1 komentar:
subhanallah, alangkah indashnya Islam
Posting Komentar